Bandeng Presto: Warisan Kuliner Khas Semarang yang Melegenda
Asal Usul Bandeng Presto
Bandeng Presto berasal dari kota Semarang, ibu kota Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Makanan ini pertama kali diperkenalkan oleh Hanna Budimulya pada tahun 1977. Kala itu, beliau membuka usaha rumahan untuk mengolah ikan bandeng agar durinya bisa dimakan tanpa khawatir. Inovasinya lahir dari tantangan klasik: ikan bandeng terkenal lezat, tapi penuh duri halus yang menyulitkan saat disantap.
Dengan menggunakan panci presto (alat masak bertekanan tinggi), ia berhasil menciptakan metode yang bisa melunakkan duri bandeng tanpa merusak tekstur dan cita rasa ikan. Teknik ini begitu revolusioner hingga akhirnya ia mematenkan merek “Bandeng Presto” sebagai produk
kuliner khas Semarang.
Mengapa Dinamakan “Presto”?
Nama “presto” berasal dari teknik memasak menggunakan panci bertekanan tinggi (pressure cooker). Proses ini membuat duri ikan menjadi lunak, bahkan bisa disantap tanpa terasa keras atau menusuk. Inilah yang menjadi nilai jual utama dari Bandeng Presto dibandingkan olahan bandeng biasa.
Apa Itu Ikan Bandeng?
Ikan bandeng (Chanos chanos) merupakan ikan air payau yang populer di Indonesia. Ikan ini memiliki daging yang gurih dan berlemak, tetapi juga dikenal dengan duri yang sangat banyak dan kecil. Oleh karena itu, dibutuhkan teknik khusus agar bandeng bisa dikonsumsi lebih mudah.
Ciri Khas Bandeng Presto
Berikut ciri khas yang membedakan Bandeng Presto:
Duri lunak: hasil dari proses presto selama berjam-jam.
Aroma harum rempah: karena dimasak dengan bumbu khas Jawa seperti kunyit, bawang putih, jahe, lengkuas, dan daun rempah.
Tekstur lembut: daging tetap padat, namun sangat empuk dan moist.
Bisa digoreng atau langsung disantap.
Resep Lengkap Bandeng Presto
Bahan Utama :
1 kg ikan bandeng segar
1 buah jeruk nipis
Daun pisang (untuk alas dan pembungkus)
3 batang serai (geprek)
5 lembar daun salam
5 lembar daun jeruk
Air secukupnya
Bumbu Halus:
8 siung bawang putih
6 siung bawang merah
3 cm kunyit
2 cm jahe
2 cm lengkuas
Garam dan kaldu bubuk secukupnya
1 sdt ketumbar
Cara Membuat:
Bersihkan ikan bandeng: Buang isi perut, insang, dan cuci bersih. Lumuri dengan jeruk nipis, diamkan 10 menit, lalu bilas.
Lumuri bumbu halus ke seluruh permukaan dan bagian dalam ikan. Diamkan minimal 30 menit agar meresap.
Siapkan panci presto: Lapisi dasar dengan daun pisang. Susun ikan, beri serai, daun salam, dan daun jeruk di antaranya.
Tambahkan air secukupnya, masak dengan tekanan tinggi selama 1–1,5 jam.
Setelah matang, buka panci jika tekanan sudah turun. Tiriskan ikan dan biarkan dingin.
Ikan bisa langsung disantap atau digoreng terlebih dahulu hingga kecokelatan.
Variasi Hidangan Bandeng Presto
Bandeng Presto Goreng
Setelah dipresto, ikan digoreng sebentar agar kulitnya garing. Cocok untuk lauk harian.
Bandeng Presto Bumbu Rujak / Balado
Disajikan dengan bumbu pedas manis seperti sambal rujak, sambal balado, atau rica-rica.
Bandeng Presto Isi
Beberapa versi modern menambahkan isian berupa sambal, daun kemangi, atau campuran kelapa sangrai di dalam perut ikan.
Bandeng Presto Sebagai Oleh-oleh
Kini Bandeng Presto menjadi oleh-oleh wajib jika berkunjung ke Semarang. Produk ini tersedia dalam kemasan vakum atau kaleng, sehingga awet dibawa bepergian jauh bahkan ke luar negeri.
Beberapa merek terkenal:
Bandeng Presto Juwana
Bandeng Duri Lunak Hj. Hanna
Bandeng Bu Rudy (semarang )
Fakta Menarik
Bandeng Presto bisa disimpan dalam freezer hingga 6 bulan jika dibekukan dengan benar.
Menjadi ikon kuliner Kota Semarang, sejajar dengan lumpia, tahu gimbal, dan wingko babat.
Proses presto tidak menghilangkan nutrisi ikan. Justru, membuat kalsium dari duri bisa lebih terserap tubuh.
Penutup
Bandeng Presto bukan hanya makanan lezat, tapi juga hasil inovasi kuliner lokal yang cerdas dan penuh nilai budaya. Lewat teknik sederhana namun efektif, Bandeng Presto berhasil menjadikan makanan penuh duri menjadi hidangan mewah nan praktis. Tak heran jika makanan ini terus lestari dan dicintai lintas generasi.